Kamis, 26 Oktober 2017

Konferensi IIA 2017 di Kuala Lumpur Malaysia...



Konferensi Institutes of Internal Auditors (IIA) di Kuala Lumpur yang telah dilaksanakan pada tanggal 9 - 10 Oktober 2017.

Tema konferensi “Poised For The Future" mencerminkan pentingnya peranan Internal Audit (IA) menjadi mitra bisnis dalam organisasi dengan meningkatkan partisipasi dalam memberikan pandangan obyektif kepada manajemen. Pemahaman mendalam IA terhadap organisasi akan memberikan wawasan dan pandangan ke depan dalam pengambilan keputusan strategis dan operasional. Lingkungan bisnis yang berkembang mengharuskan IA untuk lebih kompeten dan responsif dalam kemampuan analisis dan metodologi audit.

Hal-hal penting dan berguna yang kami peroleh dari pelatihan tersebut antara lain :
1) Perlu disadari bahwa IA seharusnya ikut fokus pada hal-hal yang akan datang terutama revolusi industri ke-4, dimana teknologi yang akan membentuk bisnis, yang diprediksi sekitar tahun 2025. Technology disruption akan menggantikan kegiatan rutin yang biasa dilakukan manusia, kegiatan jual beli antara penjual dan pembeli dapat dilakukan melalui teknologi jaringan internet, otomasi kegiatan manual dengan menggunakan robot, dan penggunaan teknologi drone di berbagai industri a.l pertanian, pemberitaan, dan pendeteksian dini terhadap bencana atau kriminal. Keharusan yang dimiliki IA adalah kemampuan dalam mengidentifikasi dan memonitor terhadap risiko teknologi yang berkembang; proaktif memberikan masukan kepada manajemen; pengembangan pengendalian yang lebih lincah dengan kecepatan perubahan.

2) Pesan kunci dari Board dan Pimpinan level eksekutif selama interview dan survei terkait dengan peningkatan peran IA antara lain sebagai berikut : Laporan audit yang jelas, Fokus pada “add value” daripada “compliance”, Pendekatan “risk based”, Fokus pada risiko teknologi, Partisipasi yang lebih intens sebelum sebuah sistem diimplementasikan, Lebih banyak terlibat pada tahap awal sebuah proyek, Peningkatan kompetensi IA, Fokus pada penilaian kualitas dan program perbaikan. Namun terkait dengan corporate governance, Board seharusnya tetap memberikan kepercayaan dan menyatakan bahwa kode etik IA adalah obyektif dan independence, bebas dari conflict interest, serta memiliki kompetensi dan memegang rahasia.

3) Meskipun terdapat perubahan dunia yang cepat, corporate governance yang efektif tetap dikawal dengan ketat dan menjadi fokus IA. Karena dampak dari implementasi governance yang tidak terkelola dengan baik akan berakibat biaya yang cukup besar dan bahkan bencana besar terhadap perusahaan. Hal ini telah terbukti baik di media masa maupun berita dari internet bahwa kegagalan governance timbul dari kelemahan sistem pengendalian dan penegakan hukum yang buruk. Cakupan kebijakan dan prosedur terkait dengan governance yang perlu diperhatikan, sebagai berikut : Pengendalian keuangan, SOP pengadaan barang dan jasa, manajemen kualitas, prosedur terhadap pegawai dan pimpinan, perlindungan whistleblower dan manajemen pelaporan (report management), pengendalian conflict of interest, kontrak integritas dengan pegawai dan pihak ketiga, kebijakan sosial media, dan juknis penerimaan hadiah dan hospitality / entertainment / generous reception.

4) Cepatnya perubahan teknologi dan perkembangan bisnis digital meningkatkan potensi risiko di sisi keamanan. Data yang diungkap Malware Report dan Cybersecurity Ventures 2017 bahwa terjadi peningkatan yang signifikan di akhir tahun 2016 terhadap jumlah virus ransomware, dan peningkatan kerugian biaya yang cukup besar mencapai $ 5 bilion di tahun 2017 terhadap perusahaan yang disurvei mengaku telah mengalami security breach (pembobolan keamanan). Modus serangan siber, ransomware salah satu serangan yang terpopuler selain phising, mobile malware, DDoS (Distributed Denial of Service). Penggunaan perangkat mobile di kantor juga mendorong makin gencarnya “penjahat security” mencari celah keamanan melalui bug pada iOS, android dan windows termasuk aplikasi populer seperti WhatsApp dan Gmail untuk menerobos ke sistem. Selain itu, frekuensi serangan klasik berbasis email seperti scam dan Business Email Compromise (BEC) semakin tinggi. Hal ini disebabkan serangan seperti ini jauh lebih murah dan mudah dilakukan dengan iming-iming kepada karyawan yang kurang waspada. Faktor manusia sebagai penyebab terlemah dalam rantai sekuriti yang masih sering terjadi.

5) Dalam era teknologi, IA sudah seharusnya menggunakan sistem informasi dalam melakukan audit. Hal ini penting untuk meningkatkan penilaian risiko dan perencanaan audit yang lebih berkualitas. Selain itu, pimpinan IA lebih mudah dalam mengatur alokasi auditor dan peningkatan knowledge management, memudahkan ketika akan melakukan tracking dan menindaklanjuti temuan audit. Hal ini mengarahkan pada standarisasi auditor dalam pelaksanaan audit. Pelaksanaan audit lebih paperless, namun dokumen data dan informasi audit tetap dipelihara dengan baik. Selanjutnya, data audit dapat diakses oleh pengguna dari berbagai tempat. Aplikasi audit memiliki fitur untuk menyampaikan email secara otomatis untuk memberitahukan manajemen/users ketika komitmen tindak lanjut telah jatuh tempo.

6) Kepala Internal Audit diharapkan mampu mengarahkan tujuan besar dari seluruh pelaksanaan audit dan konsultansi. Meskipun fokus pada kegiatan teknis, namun tetap dapat melihat gambaran besar untuk mencapai tujuan organisasi secara efektifitas, efisien dan ekonomis. Peran IA hendaknya mampu memberikan assurance (audit) yang memberikan nilai tambah dan mendukung strategi organisasi, dan advisory (konsultansi) yang diharapkan auditee dengan mempertimbangkan risiko-risiko yang telah ditetapkan organisasi, serta mengusulkan perbaikan proses bisnis. Langkah-langkah yang harus diambil oleh IA : mengacu strategi organisasi, mengembangkan strategi IA yang selaras dengan strategi organisasi dan berbasis risiko, jalankan operasional IA seperti bisnis, mengoptimalkan seluruh resources kritikal seperti SDM, tools dan koordinasi.

Materi konferensi memberikan manfaat dalam meningkatkan pengetahuan auditor dan jejaring dengan sesama rekan-rekan satu profesi dari berbagai negara. Selanjutnya konferens IIA dimaksud hendaknya dapat diikuti oleh auditor lainnya di masa mendatang secara berkala.

Rabu, 05 Juli 2017

Sekelumit Cerita Syawal 1438 Hijriyah...



Sebagaimana kebiasaan di Indonesia di hari Idul Fitri kita saling bersilaturahmi dengan keluarga, sanak saudara dan handai taulan untuk saling bermaafan. Saat itu kita bertemu dengan segala macam jenis orang dari yang kaya dan biasa-biasa saja, dari yang berkedudukan dan biasa-biasa saja, dari yang bertitel dan biasa-biasa saja.

Disela pembicaraan terkadang terjadi pembandingan antara orang yang satu dengan yang lainnya terutama terkait dengan harta kekayaannya. Si anu lebih kaya dari si ini. Si anu nggak punya titel keilmuan, tetapi lebih kaya dari si ini. Karena dilihat dari gaya pakaian dan aksesoris yang berlente dan bawaan mobil yang mewah. Selain itu, hal yang tidak kalah serunya pembicaraan terkait dengan keberhasilan dan prestasi anak-anak. Diskusi ini ternyata tidah hanya di kalangan orang tua, namun juga berimbas kepada anak-anak yang memasuki usia remaja.

Namun ada hal yang menarik ketika seorang anak remaja memberikan pendapat, Si anu orangnya baik, kaya dan pintar, akan tetapi sungguh disayangkan tidak pernah sholat dan/atau sholatnya belang bentong. Subhanallah, komentar ini cukup dahsyat menggemparkan relung-relung hati ini, dimana seorang anak remaja memiliki kerangka berpikir yang luar biasa, dengan menyampaikan kriteria penilaiannya sebagaimana kriteria Alquran dan Alhadist. "Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian adalah orang yang paling bertaqwa". Cara melihat kemuliaan atau kehebatan seseorang dari kemampuan orang tersebut dalam menghargai Tuhan, Rasul dan Din-nya.

Ada lagi yang berkomentar, Ibu itu orangnya baik dan melakukan sholat tapi kok nggak pakai jilbab/hijab. Subhanallah, seorang anak remaja sudah paham betul bagaimana menilai seharusnya cara berpakaian seorang muslimah yang sudah baligh. Orang itu sudah baik dalam pandangan manusia umum. Tetapi masih adakah kebaikan, ketika orang tersebut tidak taat kepada Tuhan Sang Pencipta yang memerintahkan kepada para muslimah baligh untuk mengenakan jilbabnya. Bukankah ketidaktaatan iblis hanya tidak mau bersujud kepada Adam ketika Allah memerintahkan untuk bersujud.

Subhanallah, ketika kita memiliki anak-anak langit yang menilai orang dan kehidupan ini dengan kacamata Alquran dan Alhadist. Anak-anak yang mampu melihat bahwa kehidupan kampung akhirat adalah kehidupan masa depan yang akan kita tuju untuk selamanya, sedangkan kehidupan dunia hanyalah sementara.

Semoga kita dan anak-anak kita selalu istiqomah dalam menjalankan kehidupan ini dan selalu diberi petunjuk dan lindungan-Nya. Amin ya Robbal Alamiin..

Rabu, 03 Mei 2017

Lomba Blog BI : “Transformasi dalam Konsep Islam ”


Peran BI sebagai penjaga stabilitas ekonomi bangsa, dengan didukung oleh pengembangan potensi diri pegawai secara optimal. Keberhasilan setiap perubahan/transformasi seyogyanya diikuti dengan unsur yang terpenting yaitu manusianya. Lalu darimana zero point kita akan memulainya? Tentunya dari pengembangan diri pegawainya, sebagaimana dilansir dalam hadist Rasulullah : “Ibda’ binafsik”, mulailah dari dirimu sendiri.

Sekarang pertanyaannya, bagaimana dari perubahan pribadi-pribadi bisa terajud menjadi perubahan yang berirama dalam satu kumpulan jamaah seperti orkestra dengan peran dan kompetensi masing-masing menuju satu tujuan yang satu yaitu Bank Indonesia yang kredibel dan dapat dipercaya di negaranya sendiri dan dunia internasional?

Kalau kita melihat referensi, banyak sekali konsep / teori yang memberikan sharing kontribusi dari multi disiplin, kalau dalam teori SDM dibahas dalam subyek Organization Development atau Transformation Leadership. Dalam konsep Agama pun punya andil terhadap konsep transformasi, terutama Islam memberikan kontribusi yang cukup jitu yang telah diterapkan Rasulullah saw. Konsep Islam yang sangat terkenal yaitu “Jadikanlah hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan jadikanlah hari esok lebih baik dari hari ini”. Konsep ini ternyata selaras pula dengan konsep kaizen dan Total Quality Management (TQM) dalam pengetahuan modern saat ini. Artinya konsistensi /istiqomah dalam kebaikan harus dijaga dan ditingkatkan.

Dalam konsep Islam, pengembangan awal dari setiap diri manusia adalah “Al-fahmu” yang artinya pemahaman. Tidaklah mungkin seorang pribadi dapat menjalankan kehidupan ini dengan sukses dan mulia baik di dunia maupun akhirat, sebelum memahami siapa Tuhannya sebagai Sang Pencipta bumi dan alam seisinya. Teori ini telah dibuktikan oleh Rasulullah, dimana dalam waktu 23 tahun dapat men-transform manusia dari zaman kebodohan (jahiliyah) menjadi zaman mengenal tuhannya (madani). Manusia yang madani dapat mengetuk hati Tuhannya sehingga dibukalah rahmat dan keberkahan dari langit dan bumi untuk hamba-hamba-Nya. Kalau Allah Taala sudah membukakan rahmat dan berkah-Nya, apatah ada kekuatan lain yang dapat menandingi-Nya?.

Konsep ini pasti absolut dapat diterapkan di Bank Indonesia yang ingin menggapai perubahan bank sentral yang lebih baik di tahun 2024. So, bagaimana penerapannya? Jawabannya adalah setiap implementasi tahapan demi tahapan perubahan di Bank Indonesia jangan sampai menabrak dari koridor framework aturan ketuhanan selaku Sang Penguasa Jagad Raya ini. Sebagai contoh sederhana, setiap rapat diberi waktu break khusus agar para peserta rapat dapat menunaikan ibadah sholat dengan waktu yang pantas, kalau tidak bisa sholat tepat pada waktunya. Setiap awal kegiatan dimulai dengan doa dan diakhiri dengan istighfar (ampunan Tuhan). Tidak perlu semua konsep Islam harus dilakukan dengan formalitas. Namun dapat dilihat dan dirasakan sebuah acara kegiatan yang penuh dengan tawadhu/rendah hati untuk mendapat curah rahmat Allah swt dibandingkan dengan acara yang ingin menunjukkan arogansi dan kemubaziran. Dan acara yang penuh rahmat Allah swt tidaklah melulu ditandai dengan diisi pengajian dan ceramah oleh para ustadz.

Hal lain yang perlu diisi dalam pengembangan diri pegawai adalah etos kerja dengan penuh cinta. Etos kerja sangatlah diperlukan. Namun etos kerja yang diikuti dengan rasa cinta untuk melakukan pengorbanan akan menghasilkan buah yang lebih fantastis. Alquran membanggakan dalam Surat At-taubah ayat 105 : “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang Maha Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Dalam konsep Islam, etos kerja dikaitkan dengan Allah, Rasul-Nya dan orang beriman akan melihat pekerjaanmu itu. Dan apabila itu memberikan manfaat yang baik akan menjadi amal jariyah yang mengalir sepanjang masa. Etos kerja tidak hanya dikaitkan dengan gaji/insentif semata. Namun apabila dikaitkan dengan Allah, Rasul dan para orang beriman akan melihat pekerjaanmu dapat memberikan dampak yang lebih besar. Sebagai perumpamaan, seorang pegawai yang bekerja, kemudian GBI, ADG dan para pimpinan satker akan melihat pekerjaannya. Maka pegawai tersebut akan bekerja sebaik mungkin.

Hal lain yang tidak kalah penting dalam pengembangan diri pegawai adalah keikhalasan. Ikhlas sebuah kata yang mudah disebut, namun terkadang sulit untuk implementasinya. Namun konsep ikhlas merupakan bagian penting, mau tidak mau harus ditanamkan dalam diri pegawai BI. Karena dalam setiap perjalanan organisasi BI itu, tidak selalu semua pegawai harus menjadi pemimpin seluruhnya dan organisasi akan berjalan mulus selalu.

Rasa ikhlas biasanya sering dikaitkan dengan kesabaran terhadap setiap permasalahan pribadi maupun permasalahan komunitas yang sering menjadi tantangan hidup. Terkadang etos kerja dan rasa ikhlas dapat diibaratkan seperti dua mata uang yang harus berjalan secara beriiringan. Iklhas pun bisa berarti bahwa segala kesuksesan yang diperoleh bukan hanya karena etos kerja semata, namun didalamnya tersirat rasa syukur karena ada campur tangan Allah Taala di dalamnya.

Hal lain yang juga terpenting dalam pengembangan diri pegawai adalah menciptakan pemimpin yang adil. Rasulullah saw bersabda : “Semua kita adalah Pemimpin. Dan setiap pemimpin akan mempertanggungjawabkan terhadap apa yang dipimpinnya.” Subhanallah sabda Rasulullah ini yang menjelaskan bahwa setiap orang/pegawai BI adalah pemimpin, yaitu pemimpin untuk dirinya, sebelum bicara sebagai pemimpin atas orang lain.

Pengembangan pegawai adalah untuk menciptakan pemimpin yang adil baik untuk dirinya maupun untuk bawahannya. Adil antara pekerjaan dengan keluarga di rumah yang selalu mengiringi keberhasilan pegawai tersebut di kantor. Adil antara kewajibannya sebagai pegawai dan adil atas kewajibannya sebagai hamba Tuhan.

Pemimpin adalah contoh teladan. Dia merupakan cermin bagi anak buahnya. Pemimpin harus memiliki integritas, rasa keadilan, kompetensi, etos kerja dan ikhlas serta cinta pengorbanan. Pemimpin adalah orang yang jujur, cerdas, dan amanah. Bank Indonesia harus serius dalam menciptakan SDM-nya untuk menjadi pemimpin yang handal. Hal ini ditandai dengan supremasi ketentuan Bank Indonesia yang tidak tumpul dalam menghukum pemimpin BI yang melanggar kode etik dan disiplin pegawai, serta openness dimana setiap pelanggaran dapat disampaikan melalui Whistle Blower System (WBS).

Pengembangan potensi diri pegawai BI perlu dilakukan secara optimal baik ruhani maupun jasmani. Pernyataan ini bukanlah sekedar slogan yang sering kita dengar, terlebih pengembangan “ruhani rabbani” sebuah kerja keras yang perlu ditanamkan pada setiap diri pegawai BI.

Peran BI sebagai bank sentral penjaga stabilitas ekonomi bangsa tidak terlepas dari keberhasilan pengembangan diri pegawai BI. Perubahan besar akan terlahir dari pegawai BI yang memiliki pribadi istimewa. Perubahan dengan ridho Allah swt akan memberikan bola salju untuk menggapai kemajuan yang lebih hakiki, tidak hanya sebatas kemajuan BI sebagai Bank Sentral, namun dampaknya bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.