SAUDARAKU, aku akan pulang…
Sudah dua puluh malam lebih aku bertamu, namun seringkali aku ditinggal sendirian.
Saudaraku, aku akan pulang…
Walau aku sering dikatakan istimewa, namun perlakuanmu kepadaku tak luar biasa.
Oleh-olehku nyaris tak kau sentuh, AL QUR'AN hanya dibaca sekilas, kalah dengan update status sosmed dan tontonan lawas.
Saudaraku, aku akan pulang…
Di bulan mulia ini SHOLAT MALAM mu tak lebih khusyu, kalah bersaing dengan ingatan akan lebaran. Tak banyak kau minta AMPUNAN karena sibuk memburu uang demi THR dan belanja Lebaran.
Saudaraku, aku akan pulang…
Malam dan siangmu tak banyak dipakai berbuat AMAL DAN KEBAJIKAN, kalah dengan dagangan yang sedang ramai saat Ramadhan. Tak pula banyak kau BERSEDEKAH, karena khawatir tak cukup buat mudik dan liburan.
Saudaraku, aku akan pulang…
Namun, aku seperti tamu yang tak diharapkan.
Hingga sepertinya tak akan menyesal kau kutinggalkan. Padahal aku datang dengan kemuliaan diantara ribuan bulan, seharusnya tak pulang dengan kehampaan.
Saudaraku, aku akan pulang…
Seharusnya kau menyesal telah menelantarkan. Aku khawatir saat aku datang kembali lagi nanti tapi tak menemukanmu...
Saudaraku, aku akan pulang…
Kini masih ada beberapa hari kita bersama, telah kubawakan satu malam yang lebih baik dari beribu2 bulan. Malam LAILATUL QADAR.
Saudaraku, carilah kemulianNya di malam2 itu.
Perbanyak TAUBAT dan AMPUNAN. Aku tak akan memberitahu kapan waktunya, untuk menguji keimananmu pada ALLAH SWT semata.
Saudaraku, bersegeralah!
Jangan ditunggu lagi...
Saudaraku, BERGEGASLAH !!!
Saudaraku, semoga kau segera sadar sebelum aku benar2 pulang... Karena UMUR mu hanyalah cerita singkat yang nantinya akan bertanggung jawab dengan panjang di akhirat.
Dari yang menyayangimu,
"Sang Ramadhan"
*) Disadur dari WA