Syaikh Sayyid Qutb berada di Amerika Serikat selama kurang lebih dua tahun, yaitu dari tahun 1948 hingga 1950, dengan tujuan untuk melakukan penelitian mengenai metode pengajaran dan memperdalam pengetahuan di bidang pendidikan atas beasiswa dari pemerintah Mesir.
Studi di Amerika
Ia belajar di beberapa institusi, termasuk:
Wilson's Teacher College di Washington D.C.,
Greeley College di Colorado (sekarang University of Northern Colorado), tempat ia meraih gelar Magister (MA), Stanford University di California.
Dampak dan Perubahan Pemikiran
Kunjungan ini justru menghasilkan kesan yang sangat kritis terhadap peradaban Barat dan Amerika, antara lain, yaitu :
1) Moralitas yang Bobrok: Ia terkejut oleh fenomena permisivitas seksual dan kegersangan moral, yang ia anggap sebagai akibat dari peradaban yang dibangun di atas dasar materialisme dan liberalisme tanpa nilai-nilai spiritual.
2) Rasisme dan Materialisme: Ia menyaksikan langsung rasisme dan budaya masyarakat Amerika yang ia anggap materialistis, kapitalis, dan feodalistik.
3) Dukungan terhadap Zionisme: Ia sangat marah oleh dukungan Amerika terhadap pembentukan negara Israel di tanah Palestina dan meningkatnya sentimen anti-Arab di Barat.
4) Kritik terhadap Gereja: Ia bahkan menuangkan kritik pesimistik terhadap peran dan personalitas pemimpin atau rohaniawan gereja dalam buku catatan perjalanannya,
Hasil Pengalaman
Sekembalinya dari Amerika, pandangannya berubah drastis dan pengalaman telah menguatkan keyakinannya bahwa:
1) Hanya Islam yang mampu menyelamatkan manusia dari cengkeraman materialisme.
2) Masyarakat Barat berada dalam kondisi jahiliyah (kebodohan/keterbelakangan) modern karena memisahkan agama dari negara.
3) Konsep jahiliyah modern ini menjadi salah satu ideologi yang perlu disadari sebagai alert oleh umat Islam.
Setelah kembali ke Mesir, ia mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai pegawai pemerintah dan secara resmi bergabung dengan gerakan Ikhwanul Muslimin.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar