Kamis, 20 Oktober 2016

Ayah telah berpulang, Rabu 19 Oktober 2016.....



Tepat Rabu, 19 Oktober 2016 sekitar pukul 18.00 wib ba'da Magrib telah berpulang Ayahku kepangkuan ilahi pada usia 74 tahun.

Meskipun kematian itu suatu keniscayaan bagi seluruh makhluk yang bernyawa, namun meninggalnya salahsatu orangtua kita yang tercinta biasanya akan menggoreskan tinta sejarah kehidupan seorang anak.

Dan semua perasaan cinta anak terhadap ayahnya mempunyai pengalaman yang bervariasi dan unik bagi setiap orang. Ditambah lagi, prosesi dari awal detik-detik kematian, proses pemandian, pengkafanan, pensholatan dan penguburan yang hanya berselang 1 hari atau lebih dari seluruh pengalaman hidup bersamanya ternyata menempati kesan tersendiri.

Apalagi setelah itu baru tersadar bahwa hari itu adalah detik terakhir masih bisa melihat wajahnya, mendengar suaranya, memegang dan mencium tangannya. Tergambar seluruh kebaikan-kebaikannya yang terkadang sering terlupakan karena terkadang peran ayah tidak sehangat ibu. Teringat juga dengan pesan Rasulullah bahwa orangtua yang ditakdirkan masih panjang umurnya oleh Allah Ta'ala, dapat menjadi ladang kebaikan para anak-anaknya.

Pesan Rasulullah SAW bahwa bakti seorang anak tidak berhenti meskipun orangtuanya telah meninggal dunia. Sebagai bukti sayang dan cinta kepada orangtuanya diantaranya adalah mendoakannya yang tidak dapat digantikan oleh orang lain.

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ

”Apabila manusia meninggal dunia, maka terputus amalannya, kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Dan Allah Taala ajarkan salah satu doa anak kepada orangtuanya yang diabadikan dalam Alquran Surat Al-Isra ayat 24 :

رَبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِي صَغِيرًا

“Dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihi­lah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua menyayangiku waktu kecil".