Jumat, 28 Agustus 2020

Maher zain full album 2019

Bagi seorang Muslim tidak ada kata-kata yang keluar kecuali hanya pujian kepada Allah Swt. Diamnya adalah dalam rangka zikir kepada Allah Swt. Belakangan ini telah banyak ditawarkan nasyid-nasyid Islami yang indah dan merdu sebagai solusi alternatif dari lagu-lagu yang mengagungkan cinta dan kesyirikan kepada Allah Swt. 

The beauty of Existence is remembering Allah Azza wa Jalla :

https://www.youtube.com/embed/NrsCej6SVxM

Lirik lagu ini mengingatkan bahwa keindahan dari kehidupan adalah mengingat Allah Swt.  Hidup menjadi bersih dengan cahaya petunjuk-Nya. Jiwa menjadi yakin dalam taat kepada-Nya.Ampunan dari-Mu yang kuinginkan bukan yang lain. Dan itulah kebahagiaan mencapai tingkat yang paling tinggi.

 

Love with The Prophet Saw :
https://www.youtube.com/watch?v=fWCgZjSc67Y&list=RDfWCgZjSc67Y&index=1

Assalamualaika Rasulullah Saw :

https://www.youtube.com/watch?v=lVRo-5QjVMA

Dua nasyid ini mendoakan berupa sholawat dan salam kepada Rasulullah Saw sebagai perintah Allah Swt dalam QS Al-Ahzab 56 : 

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. 

Jadi bershalawat termasuk perintah dari Allah SWT dan sebagai pembuktian pengabdian kepada Nya.

 

 

Selasa, 25 Agustus 2020

Kita Cerita tentang Bank Sentral Syariah Hari ini dan Nanti...(Part 3)

Amunisi yang diperlukan dan tidak boleh lekang

 Syarat yang harus dipenuhi untuk mewujudkan peradaban bank sentral yang syariah adalah sebagai berikut :

 

1.    Terdapat seorang pemimpin/ leader yang jujur dan berani.

Sebuah peradaban bank sentral syariah harus dibawakan oleh pemimpin yang jujur dan berani. Dalam sebuah sirah diceritakan bahwa Rasulullah Saw ketika membawa risalah kenabian untuk mengubah peradaban dunia, pertamakali yang beliau lakukan adalah mengumpulkan dan mengajak seluruh keluarga dan karib kerabatnya. Kemudian Rasulullah Saw bertanya: Apabila kukatakan bahwa dibelakang bukit uhud ada segerombolan pasukan berkuda. Apakah kalian percaya dengan yang apa kukatakan? Semua keluarga mengatakan : Kami percaya Muhammad, karena engkau tidak pernah berdusta dengan yang apa kamu katakan. Kemudian Rasulullah bertanya kembali : Apabila kuberitahu kalian sebuah perkataan yang apabila kalian pegang dengan teguh maka kalian akan menguasai dunia ini kelak?. Mereka terperanjat dan bertanya : Apa itu ya Muhammad? Kemudian Rasulullah Saw menjawab : Perkataan itu adalah syahadatain, yaitu kalian bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah Swt, dan kalian bersaksi Muhammad Saw adalah pembawa risalah Allah Swt. Kemudian mereka berkata : Celaka engkau Muhammad, engkau mengajarkan perkataan yang dibenci oleh para pemimpin dan raja-raja.

 

Sepenggal cerita ini menggambarkan bahwa untuk menyampaikan sebuah peradaban baru perlu keberanian untuk mengkomunikasikan ke banyak orang. Selain itu perlu strategi untuk menyampaikan kepada orang-orang terdekat terlebih dahulu. Karena ketika seorang pemimpin mengajak kepada risalah kebenaran. Sunnatullah, para golongan pengikut kebatilan tidak akan senang dan tidak akan rela. Sebagaimana perkataan Allah Swt dalam Al-Quran Surat At-Taubah ayat 32 : Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.

 

Seorang leader yang adil bertindak sebagai lokomotif dan menjadi motor penggerak dalam setiap perubahan. Oleh karenanya Imam Ahmad pernah berkata: Apabila engkau hanya dipersilahkan satu doa yang akan dikabulkan oleh Allah Swt, maka mintalah kepada Allah Swt pemimpin yang adil. Pemimpin yang adil itulah pemimpin yang jujur dan berani. Pemimpin yang memiliki keyakinan apa yang bersumber dari Allah Swt adalah sebuah kebenaran yang mutlak.

 

2.    Konsep Syariah membawa Rahmat lil alamin.

Konsep yang berlandaskan kepada syariah pasti akan membawa manusia kepada keselamatan seluruh alam. Karena konsep syariah yang diberikan kepada manusia bersumber dari Sang Maha Pencipta yang Maha Berilmu, Maha Mengetahui, dan Maha Berkuasa atas segala sesuatu.

 

Dan kita harus meyakini bahwa konsep riba tidak dikenal dalam syariah, bahkan Allah Swt melaknatnya dengan keras sekali, dijelaskan dalam QS Albaqarah 275 : Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berpendapat, sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

 

Peringatan ini menurut hemat kami wajib ditaati oleh seluruh manusia, mengingat Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk kepada manusia bukan hanya petunjuk kepada orang muslim saja (QS Al-Baqarah 185).  Dalam Al-Quran Surat Al-Isra 81 dijelaskan pula bahwa : Kebenaran pasti datang dan kebatilan pasti binasa. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti binasa. Hemat kami, mewujudkan peradaban bank sentral yang syariah merupakan kebenaran dan cita-cita luhur untuk memperoleh ridho dan berkahnya Tuhan. Dan apabila kita masih berpegang pada sesuatu yang tidak syariah (kebatilan), maka suatu saat nanti akan binasa. Alangkah bahagianya kita, apabila kita digolongkan oleh Allah Swt sebagai orang-orang pejuang dan pembela peradaban syariah.

 

 3.  Diperlukan adanya champion dan dukungan Dewan Syariah.

Peradaban syariah memerlukan champion militan untuk melanggengkan sebuah cita-cita luhur. Sebagaimana sejarah penaklukan Konstantinopel, sebuah negara super power pada saat itu, oleh Muhammad Al-Fatih tahun 1453 H. Rasulullah Saw mengilustrasikan pasukan penakluk Konstantinopel adalah pasukan yang dipimpin oleh pemimpin terbaik dan didukung oleh pasukan-pasukan terbaik (champion).

 

Sebuah ajaran yang baik harus memiliki pengikut yang fanatik untuk melanggengkan sebuah visi dan misi. Dan ini harus dibantu oleh para alim ulama sebagai penasehat spritual. Pemimpin yang adil dan pengikut fanatik harus disuburkan secara rutin dengan pemahaman, motivasi dan semangat bahwa Allah Swt selalu bersama-sama dengan orang-orang yang beriman, yaitu : Pemimpin adil dan pengikut fanatik. Hemat kami, GBI telah memikirkan ini dengan membentuk kajian pimpinan Satker setiap hari Jumat, dimana pimpinan satker agar selalu berupaya menerapkan syariah dalam setiap bisnis proses pekerjaan yang dilakukan.

 

Dalam rangka championship, BI memerlukan strategic partner yaitu para alim ulama/ dewan syariah, sebagai dewan penasihat untuk menjaga kegiatan perbankan dan bank sentral tetap berada dalam orbit syariah. Bahwasanya dengan penerapan konsep syariah pasti lebih berkah harus disosialisasikan dan dipahami semua pegawai dan semua orang. Karena kompensasinya keberkahan Allah Swt adalan lain dan tidak lain hanyalah surga balasannya. Kerangka berpikir ini selalu dipupuk dan dilestarikan bagi seluruh rakyat Indonesia yang mayoritas muslim.

 

Kata orang bijak : Jalankan peradaban syariah dengan diiringi doa para ulama, yaitu orang-orang yang takut kepada Allah Swt, agar diberikan barokah oleh Allah Swt.

 

Closing Spirit

 Peradaban syariah adalah sebuah langkah untuk menuju ke sebuah perubahan yang lebih baik, tanpa mengabaikan sandaran tujuan kita kepada Allah Swt. Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Allah Swt akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya (QS Al-Araf 96).  

 

Meskipun perjalanan peradaban syariah ini berliku dan penuh rintangan, namun yang terpenting bahwa kita telah memiliki cita-cita, dan perjuangan kita berada on the right track. Selanjutnya proses, usaha, dan cita-cita ini yang akan kita sampaikan kepada Allah Swt ketika kita berada dalam pengadilan Allah Swt di padang mahsyar.

Kita Cerita tentang Bank Sentral Syariah Hari ini dan Nanti...(Part 2)

Peradaban Syariah itu mulai tumbuh

Pengertian kebudayaan dan peradaban menurut para ahli, kebudayaan adalah segala hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan dalam penghidupan. Bank sentral di suatu negara, pada umumnya adalah sebuah instansi yang bertanggung jawab atas kebijakan moneter di wilayah negara tersebut. Bank Sentral berusaha untuk menjaga stabilitas nilai mata uang rupiah, stabilitas sistem keuangan secara makro, dan sistem pembayaran dimana didalamnya termasuk fungsi pengedaran uang. Di Indonesia, fungsi bank sentral diselenggarakan oleh Bank Indonesia.

 

Peradaban adalah sebuah keniscayaan dalam sebuah kegiatan umat manusia.

Peradaban yang diharapkan manusia dan generasi penerus adalah peradaban yang membangun dan bermanfaat bagi kemanusiaan. Hal yang menonjol pada pilar-pilar peradaban yang syariah ketika manusia semua aktivitasnya berorientasi kepada Allah Swt, karena suatu saat nanti seluruh manusia pasti akan kembali kepada Tuhannya menghadap wajah-Nya.

Peradaban membutuhkan journey, ia tidak terbentuk seketika dan serta merta (bim salabim), namun memerlukan perjalanan sebuah proses yang telah teruji. Dalam hal ini saya melihat kegiatan BI Religi merupakan salah satu langkah awal untuk memanifestasikan peradaban di dalam sebuah institusi Bank Indonesia.

 

Dengan dicanangkan pesantren BI-Religi menjadi salah satu budaya kerja oleh Bapak Gubernur Bank Indonesia, yang dalam penerapannya kegiatan selama satu minggu dipenuhi dengan kajian religi, yaitu : Kajian Senin- Kamis, kajian Leadership di hari Rabu, kajian pimpinan satker di hari Jumat, dan kajian keluarga Samara/ milineal di hari Sabtu. Hal ini sepertinya selaras dengan on mission saya yang telah lama terpendam, mulai muncul kembali seperti angin segar yang berhembus.

Menurut hemat saya, pesantren BI-Religi merupakan sarana pendidikan yang sangat efektif untuk membentuk peradaban bank sentral yang menuju ridho Allah Swt.

 

Pada dasarnya Bank Sentral 4.0 dibuat dalam menyikapi menurunnya globalisasi dan meningkatnya digitalisasi. Perang dagang antara Amerika Serikat-China, dan kebijakan perdagangan global lainnya mencirikan tren penurunan globalisasi. Ekonomi dan keuangan digital berkembang secara pesat dalam berbagai bentuk layanan keuangan, baik itu fintech maupun layanan keuangan digital di luar bank.

Dalam sejarah peradaban, perkembangan teknologi membuktikan memiliki peranan penting dalam memotong rantai perkembangan peradaban dan mengubah peradaban manusia lebih cepat terutama didorong oleh generasi milineal.

Qadarullah dengan berkembangnya industri 4.0 dan digitalisasi diharapkan nantinya praktik perbankan yang menggunakan instrumen bunga dapat diminimalisasi dan pada akhirnya dapat ditinggalkan.

Kita Cerita tentang Bank Sentral Syariah Hari ini dan Nanti...(Part 1)

Cikal Bakal Cerita

Ketika di bulan April 1996 saya menerima panggilan Bank Indonesia (BI) bahwa saya dinyatakan lulus seleksi PCPM 19. Qadarullah pada saat yang bersamaan beberapa pekan setelah pengumuman, dalam sebuah pengajian ada penceramah yang melontarkan bahwa bank itu haram, karena dalam bank terdapat kegiatan riba yang ditandai terdapat pengenaan bunga dalam pemberian kredit. Hal ini tentunya membuat hati ini bergemuruh mendengar statement ini, karena ayah saya pegawai BI dan banyak juga muslimin yang bekerja di perbankan konvensional.

 

Saat itu saya bertanya kepada ustadz yang biasa membimbing saya (murobbi), bagaimana halnya dengan Bank Indonesia selaku bank sentral negara Indonesia. Ustadz itu menjelaskan bahwa Bank Indonesia berbeda dengan bank lainnya karena Bank Indonesia bertindak sebagai regulator. Dilanjutkan oleh beliau, kalau sekiranya tidak ada muslim yang fanatik disana, maka siapa lagi yang akan berkontribusi untuk memberi warna dalam setiap peraturan/ kebijakan institusi tersebut. Seorang muslim yang fanatik bekerja disana dalam rangka on mission untuk menelorkan peraturan-peraturan yang membawa kebaikan umat dan suatu saat nanti ultimate goal-nya menjadikan bank sentral yang syariah insya Allah.

 

Artinya syariah adalah bukan mengubah pegawai bank sentral dan perbankan menjadi penganut Islam. Namun menciptakan bank sentral yang seluruh kegiatannya selamat dan diridhoi Tuhan, dimana seluruh kegiatan bank tersebut tidak melanggar perintah dan larangan agama. Muslim fanatik/ on mission jangan disalah artikan sebagai bentuk makar atau aliran keras, namun diartikan sebagai muslim yang loyal kepada Tuhannya dan sadar akan perannya bahwa manusia adalah khalifah di muka bumi (QS Al-baqarah 30), dan firman Allah Swt bahwa tidak Ku-ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada Allah Swt (QS Adz-dzariyaat 56).

 

Setelah mengikuti program pengembangan pegawai selama satu tahun, saya ditempatkan di Departemen Sistem Informasi. Banyak berkutit dalam pengembangan dan pemeliharaan sistem aplikasi, berjibaku dengan coding/ programming dan sekuriti aplikasi, sehingga lupa dengan on mission tersebut. Kenyataannya ruang lingkup kerja di sebuah bank sentral cukup luas dan bervariasi. Selama 11 tahun berkecimpung dalam aplikasi Sistem Pembayaran yaitu Sentralisasi Otomasi Akunting, Kliring dan RTGS, satu setengah tahun melanjutkan Master’s Information System di University of Queensland, dan 11 tahun menjadi auditor internal Sistem Informasi,  sepanjang pengetahuan saya rasa-rasanya belum menemukan suatu pekerjaan yang mempertanyakan apakah institusi ini mempraktekkan riba dalam operasionalnya. Saya tidak tahu apakah karena saya sudah larut dalam sistem institusi yang sudah ada, sehingga kurang peka untuk mendeteksi bisnis proses bank yang tidak syariah.

 

Berkaca pada zaman Rasulullah Saw, meskipun masyarakat pada masa itu tidak melakukan seluruh fungsi perbankan. Namun fungsi-fungsi utama perbankan moderen, yaitu menerima simpanan uang (deposit), menyalurkan dana, dan melakukan transfer dana telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat jaman itu. Selanjutnya dalam perkembangan berikutnya persoalan mulai timbul, negara-negara Eropa ketika menjalankan praktek perbankan mulai menggunakan instrumen bunga yang dalam pandangan fiqih adalah riba, dan hukumnya haram.

 

Riba menurut penjelasan pasal 2 huruf a Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, yaitu penambahan pendapatan secara tidak sah (batil), antara lain dalam transaksi pertukaran barang sejenis yang tidak sama kualitas, kuantitas, dan waktu penyerahan (fadhl); atau dalam transaksi pinjam meminjam yang mempersyaratkan nasabah penerima fasilitas mengembalikan dana yang diterima melebihi pokok pinjaman karena berjalannya waktu (nasi’ah).

 

Secara UU dan kaidah pemahaman agama, perbankan yang diridhoi Allah Swt atau bank sentral syariah hakekatnya adalah bank yang tidak menggunakan istilah bunga dalam semua praktek muamalahnya baik dengan nasabah, pegawai, maupun dengan sesama bank. Dan ketaatan masyarakat yang beragama tidak hanya terhadap perintah Tuhannya, namun juga terhadap larangan-Nya. Apatah lagi riba digolongkan termasuk dosa besar dalam agama Islam. Diperlukan journey untuk menuju kembali pada peradaban perbankan dan/atau bank sentral syariah dimana tidak ada bunga atau istilah bunga dalam semua muamalah dengan nasabah, pegawai, dan bank.

Kamis, 06 Agustus 2020

Ibunda telah berpulang, 5 Agustus 2020 sekitar pukul 16.00

Kami biasa memanggil ibunda dengan panggilan "Emak". Setelah kami dan adik-adik sudah berkeluarga dan memiliki anak, terkadang memanggil ibunda dengan sebutan "Andung".

Emak dipanggil Allah Swt sekitar usia 68 tahun, pada hari Rabu tanggal 5 Agustus sekitar pukul 16.00 di Rumah Sakit Cikini. Kepulangannya cukup cepat diluar dugaan, hanya semalam di rumah sakit. Pemeriksaan pasien di masa pandemi Covid 19 memiliki treatment yang berbeda, dimana pemeriksaan covid lebih diprioritaskan sebelum memeriksa penyakit yang diderita pasien. Memang Emak hampir 1,5 tahun menderita gagal ginjal sehingga harus melakukan cuci darah 3x seminggu di RS Hermina Jatinegara. Sebelum berpulang, memang hampir selama 3 minggu terakhir, proses cuci darah tidak berlangsung semestinya, lebih cepat dari waktu seharusnya.

Dengan meninggalnya emak, maka kami menjadi yatim piatu, dan berkurang salah satu ladang kebaikan untuk anak-anaknya untuk meraih surga melalui silaturahmi ke rumah orang tua, melihatnya dan berbincang-bincang bersamanya. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw :

الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ احْفَظْهُ

“Orang tua adalah pintu surga yang paling baik. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya” (HR. Tirmidzi).


Menjelang pemandian emak, kami baru tersadar bahwa hari itu adalah hari terakhir masih bisa melihat wajahnya. Tergambar seluruh kebaikan-kebaikan emak yang terkadang sering terlupakan. Tergambar semua kesalahan-kesalahan kami karena sering mengabaikan emak dan kurang sopan kepadanya. Pernah ada kata bijak yang menasehati, seorang ibu bisa memelihara 4 orang anaknya dengan baik. Namun 4 orang anak belum tentu bisa memelihara seorang ibu dengan baik.

 

Pesan Rasulullah SAW bahwa bakti seorang anak tidak berhenti meskipun orangtuanya telah meninggal dunia. Sebagai bukti sayang dan cinta kepada orangtuanya diantaranya adalah mendoakannya yang tidak dapat digantikan oleh orang lain.

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ


”Apabila manusia meninggal dunia, maka terputus amalannya, kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim)