Jumat, 23 Agustus 2019

Achmadi di Amerika th 2019...




Telah menginjak 22 th dinas, finally Allah swt memberikan kesempatan kembali untuk menginjak kaki ke tanah Amerika, yaitu tepatnya kota Hollywood Lauderdale Florida. Sebelumnya sekitar Oktober 1997, sekitar 1,5 tahun bekerja di BI perjalanan dinas luar negeri ke kota Dallas dan New York dalam waktu yang bersamaan.

Perjalanan yang cukup panjang dengan maskapai Emirates, 8 jam jakarta Dubai, 4 jam transit, 15 jam Dubai Florida. Total keseluruhan perjalanan 27 jam. Namun kalau dilihat dari waktu, berangkat sabtu jam 18.00 Dari Jakarta, sampai Di Fort Lauderdale Florida sekitar jam 09.00 hari ahad waktu setempat. Dengan perbedaan waktu 12 jam antara jakarta Florida, dan 4 jam antara jakarta Dubai.

Kepergian yang cukup jauh ke USA tidak semata-mata hanya menimba ilmu pengetahuan melalui konferensi yang hanya 3 hari. Apalagi di era teknologi banyak informasi ilmu dan pengetahuan yang dengan mudahnya diakses via internet. Hemat saya, pengalaman terpenting bagi saya adalah untuk memastikan Indonesia meskipun sebagai salah satu negara berkembang di Asia, tidak jauh berbeda (kita setara), dengan USA sebagai negara adidaya dunia yang sering di-frame oleh media dan pendapat orang banyak bahwa Amerika negara maju dari sisi manusia, ilmu pengetahuan dan peradaban.

Hal positif yang saya rasakan suasana di luar negeri (terutama negara-negara maju) pada umumnya lebih bersih, lebih tertib, dan orang-orangnya terlihat lebih self confidence. Hal ini tercermin terutama pada kondisi dalam antrian lebih tertib dan orang tidak dengan mudahnya merokok di depan umum.

Namun di sisi lain yang saya rasakan, hal dominan yang saya rasakan ketika berpergian ke luar negeri yaitu negara barat misalnya, yaitu: jarang terdengar suara azan dan kesulitan mencari tempat sholat, kaum perempuan yang tidak beraurat dalam berpakaian, dan mudahnya akses minuman keras, mudahnya bercumbu di depan umum dengan pasangan dan belum tentu suami/istrinya.

Benar kata Rasulullah SAW: Bertambahnya ilmu, kekuasaan dan kekayaan akan membawa kepada "keselamatan" ketika bertambah pula pemahaman dan keimanan kita kepada Allah Swt, Sang Raja di Raja Maha dari segala sesuatu....

Minggu, 04 Agustus 2019

Celotehan Sang Detasir...



Detasir Di KPw BI Provinsi Babel (Bangka dan Belitung) merupakan pengalaman baru selama bekerja di BI karena Detasir sekaligus merangkap menjadi Kepala KPw. Hari-hari seorang nomor satu di kantor diantaranya dipenuhi dengan arahan dan mendengar unek-unek bawahan. Terkait dengan unek-unek, salah satu strategi yg dipergunakan sebagai manusia yg memiliki ilmu terbatas adalah "you answer questions with questions". Karena yang terpenting bagi mereka adalah mendengarkan keluhan sudah dapat mengobati hati orang tersebut.

Bagi yang belum pernah kesana, perlu diketahui Bangka dan Belitung adalah tempat yang berbeda dan berada pada pulau yang terpisah, sekitar 4 jam ditempuh dengan kapal Feri.

Banyak sekali konsep tipe dan style kepemimpinan yang dianut oleh seorang pemimpin. Namun sebagai pemimpin tidaklah cukup hanya sekedar kecerdasan. Namun seorang pemimpin dituntut juga untuk jujur, amanah (dapat dipercaya), dan tabligh (selalu menyampaikan kebaikan). Pengertian tabligh disini kewajiban seorang pemimpin tidaklah hanya melulu menyampaikan sesuatu yang terkait dengan pekerjaan, namun "tidak terbatas" juga meliputi hal-hal yang terkait dengan kebaikan dan keburukan kehidupan "beyond the job". Hal ini yang akan menambah kualitas seorang pemimpin dan tanggung jawab pemimpin dimana kelak akan dihisab oleh Allah SWT atas orang-orang yang dipimpinnya.

Banyak sekali konsep dan style kepemimpinan yang ditawarkan. Kalaulah kita ingin mengambil contoh pemimpin yang akan membawa keselamatan dunia dan akhirat, maka cukuplah hanya dengan mengikuti style kepemimpinan Rasulullah SAW.