Rabu, 25 Juli 2018

Surat Wasiat Umi dan Abi...



My Dear Kakak, Adzkiya Salimah dan my dear dede, Nailah Shaliha. Abi nulis surat wasiat sebagaimana disunahkan Rasulullah saw agar seorang yang bepergian jauh dan dalam waktu yang lama untuk menuliskan wasiat kepada anak-anaknya. Insya Allah Abi dan Umi akan pergi menunaikan haji dalam waktu 45 hari di tahun 2018 ini, nasehat abi dan umi kepada kakak dan dede selalu meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt, karena sebagaimana firman Allah swt sebaik-baik bekal adalah taqwa.

Hal ini dibuktikan oleh Nabi Ibrahim ketika meninggalkan Siti Hajar dan Nabi Ismail di padang yang tandus. Bekal yang ditinggalkan nabi Ibrahim kepada istri dan anaknya adalah ketaqwaan untuk mematuhi perintah Allah swt.

Ketakwaan ditandai dengan amalan yang terus menerus dilakukan diantaranya sholat, baca Qurán dan selalu berdoa. Kenapa sholat? Karena sholat adalah amalan yang pertama kali dihisab di yaumil mahsyar. Kenapa Qurán? Karena Al-quran identik dengan kemuliaan. Semua yang berurusan dengan Qurán pada akhirnya adalah kemuliaan, rahmat dan berkah dari Allah swt. Kenapa doa? Karena dengan doa-doa itu hati ini semakin dekat dengan Allah swt dan ditambah rasa syukur atas nikmat-Nya dan kesabaran atas ujian atau musibah yang menimpa. Kata orang, hidup ini adalah sandiwara terkadang kita bersedih dan terkadang kita senang dan itu selalu dipergilirkan oleh Allah swt seiring dengan berjalannya waktu.

Anak-anak umi dan abi yang kami banggakan, selain itu agar akur selalu kakak beradik. Umi dan Abi hanya dikaruniakan Allah swt dua orang anak. Kuatkanlah ikatannya dengan saling menyayangi, tolong menolong dan saling berlemah lembut baik dalam tutur kata maupun perbuatan. Kalau itu dilakukan karena Allah swt, maka tidak ada kebaikan yang sia-sia di hadapan Allah swt selain ganjaran pahala.

Adzkiya dan Nailah yang umi abi sangat sayangi, kehidupan yang paling indah dan hakiki ketika kita abi, umi, adzkiya dan nailah dipertemukan Allah swt dalam surga-Nya. Kita tetap berupaya hidup di dunia dengan baik, yaitu berprestasi dan bermanfaat. Tetapi selalu berorientasi kepada kampung akhirat yaitu dimasukkan Allah swt dalam jannah. Karena nenek moyang kita pada awalnya Nabi Adam dan Hawa hidupnya di surga, maka di akhir perjuangan hidup kita seyogyanya dikembalikan lagi kedalam surga Allah swt.

Semoga wasiat ini selalu diingat sebagai menjadi penyemangat untuk selalu berada dalam rahmat dan naungan Allah swt, karena cukup hanyalah Allah swt sebagai pelindung dan penolong.

Salam sayang dan cinta,
Umi dan Abi


NB : Semoga wasiat ini dapat berguna untuk anak-anak lainnya. Amiin Ya Robbal Alamiin.

Sabtu, 21 Juli 2018

Tatalah Hati...



Pentingnya seorang muslim untuk menata hatinya. Karena syarat paling utama suatu amalan diterima oleh Allah SWT, selain benar juga ikhlas.

Terdapat 3 (tiga) penyakit hati yang perlu selalu diperhatikan oleh pribadi muslim. Boleh jadi hal ini yang mengakibatkan Allah SWT menangguhkan atau belum memberikan kemenangan kepada muslimin dan muslimat.
1) Riya (mencari pujian selain Allah SWT) dan sumah (Ingin dilihat dan didengar).
Allah SWT mengajarkan dalam QS Al-baqarah 264 : “Hai orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan pahala sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan si penerima. Seperti orang yang menafkahkan hartanya karena ria kepada manusia dan tidak beriman kepada Allah SWT dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang diatasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadi bersih. Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan. Dan Allah tidak memberikan petunjuk terhadap orang-orang kafir.

2) Sombong dan Ujub
Orang yang sombong itu adalah orang yang merendahkan orang lain dan menolak kebenaran. Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan meskipun sebesar biji sawi. Cirinya diantaranya mudah marah. Sedangkan ujub adalah orang yang kagum dengan diri sendiri). Sifatnya ini biasanya dimiliki orang yang punya kuasa dan atau punya uang dan atau punya ilmu. Hal ini digambarkan oleh Allah swt paling sering dalam Alquran pada diri firaun, haman dan qorun. Oleh karena itu agar berhati-hati kepada para pemimpin, ilmuwan, ulama dan si kaya. Sombong dan ujub hanyalah kepunyaan Allah swt.

3) Iri / Dengki
Iri itu dapat ditandai : Susah lihat orang lain senang, dan senang melihat orang lain itu susah. Sedangkan dengki hampir mirip dengan iri, namun lebih buruk lagi sifatnya sampai mencelakakan orang lain.

Dengan sifat Maha pengasih dan penyayang Allah SWT, Islam mengajarkan solusi untuk menghindari penyakit hati dimaksud. Kenapa dikatakan penyakit? Boleh jadi penyakit yang disebutkan di atas adalah penyakit yang akan menghitamkan hati kita dari kebenaran sehingga pada akhirnya memasukkan kita kedalam neraka Allah swt, naudzubillah min dzalik. Penangkalnya antara lain, yaitu :

1) Berinteraksi dengan Quran
Diantaranya dengan mendengar, membaca, memahami, mentadaburi, dan mengamalkannya. Dengan interaksi Alquran diharapkan melembutkan hati dan mudah selalu dalam kebaikan.

2) Sholat Tahajjud
Sholat Tahajud adalah sholat sunah yang dilakukan pada malam hari, yang perintahnya langsung disebut dalam Alquran. Sholat ini dapat menghilangkan rasa kebencian dan kesedihan dalam hati.

3) Berkumpul dengan orang sholeh
Tidak dapat kita pungkiri, Rasulullah saw pernah bersabda bahwa untuk melihat seorang itu baik maka perhatikanlah teman-teman dekatnya.

4) Memperbanyak puasa sunah
Shaum untuk beberapa orang tertentu adalah ibadah yang kurang favorit. Tapi ketahuilah tidaklah mungkin seorang bisa merasakan penderitaan dan laparnya si miskin apabila orang tersebut tidak melakukan ibadah puasa. Meskipun fungsi dan tujuan shaum bukanlah hanya itu.

5) Memperbanyak doa dan zikir
Hanya dengan mengingat Allah swt, hati ini akan menjadi tenang.