Kamis, 06 Agustus 2020

Ibunda telah berpulang, 5 Agustus 2020 sekitar pukul 16.00

Kami biasa memanggil ibunda dengan panggilan "Emak". Setelah kami dan adik-adik sudah berkeluarga dan memiliki anak, terkadang memanggil ibunda dengan sebutan "Andung".

Emak dipanggil Allah Swt sekitar usia 68 tahun, pada hari Rabu tanggal 5 Agustus sekitar pukul 16.00 di Rumah Sakit Cikini. Kepulangannya cukup cepat diluar dugaan, hanya semalam di rumah sakit. Pemeriksaan pasien di masa pandemi Covid 19 memiliki treatment yang berbeda, dimana pemeriksaan covid lebih diprioritaskan sebelum memeriksa penyakit yang diderita pasien. Memang Emak hampir 1,5 tahun menderita gagal ginjal sehingga harus melakukan cuci darah 3x seminggu di RS Hermina Jatinegara. Sebelum berpulang, memang hampir selama 3 minggu terakhir, proses cuci darah tidak berlangsung semestinya, lebih cepat dari waktu seharusnya.

Dengan meninggalnya emak, maka kami menjadi yatim piatu, dan berkurang salah satu ladang kebaikan untuk anak-anaknya untuk meraih surga melalui silaturahmi ke rumah orang tua, melihatnya dan berbincang-bincang bersamanya. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw :

الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ احْفَظْهُ

“Orang tua adalah pintu surga yang paling baik. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya” (HR. Tirmidzi).


Menjelang pemandian emak, kami baru tersadar bahwa hari itu adalah hari terakhir masih bisa melihat wajahnya. Tergambar seluruh kebaikan-kebaikan emak yang terkadang sering terlupakan. Tergambar semua kesalahan-kesalahan kami karena sering mengabaikan emak dan kurang sopan kepadanya. Pernah ada kata bijak yang menasehati, seorang ibu bisa memelihara 4 orang anaknya dengan baik. Namun 4 orang anak belum tentu bisa memelihara seorang ibu dengan baik.

 

Pesan Rasulullah SAW bahwa bakti seorang anak tidak berhenti meskipun orangtuanya telah meninggal dunia. Sebagai bukti sayang dan cinta kepada orangtuanya diantaranya adalah mendoakannya yang tidak dapat digantikan oleh orang lain.

إِذَا مَاتَ الإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثَةٍ إِلاَّ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ


”Apabila manusia meninggal dunia, maka terputus amalannya, kecuali tiga perkara: shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

 

 

2 komentar:

Adzkiya mengatakan...

Alfatihah u emak..

achmadibi mengatakan...

Jazakillah sholehah..