Seorang juru bicara kantor kemanusiaan PBB memperingatkan bahwa seluruh penduduk Gaza berisiko kelaparan karena blokade Israel telah mengubah kantong itu menjadi “tempat paling lapar di Bumi”.
Menurut berita di akhir Mei 2025, Rezim Zionis mengakui dalam satu waktu telah mengubur atau membakar 1.000 truk bantuan yang ditujukan untuk Gaza.
"Kondisi kelaparan merupakan tindakan yang disengaja yang mereka coba terapkan pada kami. Hal itu sungguh tidak berperikemanusiaan lagi menindas kami." Seorang ibu Palestina menangis tersedu-sedu bercerita.
Mekanisme bantuan AS-Israel saat ini di Gaza tidak berfungsi untuk memberikan bantuan kemanusiaan, karena mereka harus berjalan jauh untuk mencapai pusat distribusi bantuan terdekat, tanpa ada jaminan mereka akan dapat kembali pulang karena sering terjadi penembakan dan pemboman.
"Jika melaparkan seekor kucing saja cukup membuat seseorang dilemparkan ke neraka. Bagaimana dengan ia yang melaparkan jutaan manusia di Gaza, dan mereka bukan sekedar manusia biasa tapi muslimun, muwahhidun lagi mujahidun?!"
Terekam percakapan antara ayah dengan anaknya : "Maafkan aku, Nak...
Aku tidak punya apa-apa untuk mengisi rasa laparmu. Kita berdua sedang sekarat perlahan. Aku tidak menemukan apa yang bisa kuberikan agar kau tetap hidup, kecuali berbisik padamu sambil menangis: Berdoalah kepada Allah, karena hanya Dia yang mendengar keluhan orang lapar dan tertimpa musibah, setelah kita dikecewakan oleh semua orang."
Jika hari ini tak tangisi kelemahanmu dalam menolong saudara-saudaramu di Gaza, bagaimana kelak engkau menjawab di hadapan Rabbmu?
حسبنا الله ونعم الوكيل ولا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم. اللهم اغفر لنا ضعفنا وتقصيرنا يا رب
#SahabatPalestina_ID
🇵🇸