Minggu, 19 April 2020

Produktif dan Inovatif Ketika WFH (Work From Home)...



Pandemi virus corona/ Covid 19 tentunya memerlukan nafas panjang untuk menyikapinya. Karena berdasarkan informasi sejarah, pemulihan wabah bisa membutuhkan waktu sampai 6 bulan atau 1 tahun lamanya. Salah satu seruan ketika terjadi wabah adalah bersabar dan berdiam di rumah atau yang dikenal dengan istilah social distancing.

Tentunya keberadaan kita selama di rumah bukan berarti kita berdiam diri tanpa melakukan apapun. Kita harus mampu beradaptasi untuk menciptakan kenormalan baru. Hal pertama dan utama yang perlu kita lakukan adalah berserah diri kepada Allah Swt bahwa wabah virus ini merupakan ujian dari-Nya. Dan setiap episode yang didisain oleh Allah Swt tidak ada yang pernah sia-sia, dan merupakan bagian sunnatullah yang harus dipatuhi oleh seorang hamba kepada Tuhannya.

Selain itu, hal terpenting yang perlu kita muhasabah adalah terkait hubungan kita kepada Allah SWT. Kita mungkin sering beranggapan hubungan kita dengan Allah Swt dalam hal ibadah lebih mengedepankan kualitas, karena kita selalu beralibi bahwa Tuhan pasti tahu bahwa kita sedang beribadah dalam bentuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Pada saat wabah ini seolah-oleh Allah Swt mau mengatakan bahwa hubungan seorang hamba dengan Tuhannya tidak hanya sekedar kualitas, namun harus mempertimbangkan juga kuantitas/ jumlah. Mengingat balasan Allah Swt tidak tanggung-tanggung yaitu surga yang kenikmatannya sangat luar biasa, yang tidak pernah dirasakan oleh panca indera kita, karena betapa dahsyatnya keindahan dan kebahagiaan surga. Jadi tidak lah mungkin sesuatu yang besar hanya diperoleh dengan perjuangan sekedarnya untuk kepentingan akhirat.

Kalau kedua hal diatas telah kita ciptakan di hati-hati kita masing-masing, maka dengan sendirinya segala inovasi dan produktivitas secara otomatis mudah diimplementasikan dalam seluruh aktivitas sepanjang hari, dari bangun hingga tidur kembali. Sebenarnya banyak kegiatan yang harus kita sesuaikan selama menghadapi pandemi virus, diantaranya WFH (bekerja di rumah). Mungkin variasi pegawai BI tidak sevariatif dibandingkan yang non-pegawai, yaitu pegawai yang masih memikirkan penghasilan untk keperluan makan sehari-hari, kebutuhan sekolah anak-anak, dan kebutuhan bayar kontrak, listrik dan air.

Hal inovatif yang sangat terasa pada kegiatan WFH adalah penggunaan teknologi sosial media seperti Zoom, Google Class/ Meeting, Microsoft MS Team, dan Whatsapp melebihi penggunaan radio dan televisi yang dulu menjadi media favorit. Teknologi sosial saat ini mampu menciptakan saling interaksi untuk bertukar pikiran atau berdiskusi tentang suatu topik/ permasalahan secara remote. Dan hebatnya lagi selama topik yang dibahas sifatnya umum, diskusi bisa dilakukan dengan jumlah orang yang sangat besar (bisa ratusan orang) dan dapat dihadiri dari luar kota bahkan luar negeri sekalipun. Di beberapa institusi banyak memberikan kesempatan pada pegawainya untuk mengikuti webinars, yaitu mengikuti seminar-seminar domestik dan internasional melalui web/ internet. Dan yang sangat menarik diselenggarakan perlombaan-perlombaan untuk mengikuti kuiz, lomba tulis blog, vlog atau video pendek untuk saling menyampaikan ide, mencerahkan pengetahuan, dan saling meng-entertain dalam rangka meningkatkan kreativitas dan produktivitas pegawai.

Selain itu, hal yang tidak ketinggalan pentingnya yaitu fenomena kegiatan religi semakin merebak. Kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan keagamaan dan keimanan kepada Tuhan menjadi kesadaran masyarakat. Terbukti kehebatan manusia tidak mempunyai kekuatan apa-apa dihadapan Allah SWT. Kekuasaan, keilmuan dan kekayaan tidaklah patut membuat manusia sombong lagi berbangga-bangga. Ujian Allah SWT dengan virus yang sangat kecil yang tidak terlihat mata ternyata dapat menggetarkan aspek kehidupan manusia hampir di seluruh belahan dunia. Hal ini tidak hanya berdampak pada sisi perekonomian, namun sampai mempengaruhi sisi perilaku dan kebiasaan manusia yang suka berkumpul dan bermasyarakat harus berubah, menjadi menjaga kedekatan fisik dan menghindari kerumunan. Oleh karena itu, kegiatan religi berupa doa bersama sering dilakukan untuk mengetuk pintu langit agar segera diangkatnya wabah dari permukaan bumi.

Hal yang sifatnya produktif dan sangat terasa yaitu kedekatan dan kehangatan bersama keluarga tercinta. Setiap anggota keluarga (suami, istri, dan anak-anak) memiliki tujuan yang sama, yaitu mengerjakan semua aktivitas di rumah. Pegawai mengerjakan pekerjaannya dari rumah, anak-anak mengerjakan pekerjaan sekolahnya di rumah, Ibu-ibu mengerjakan kebutuhan rumah tangga di rumah. Ditambah Pemerintah dan media elektronik pun mengajak seluruh masyarakat agar tetap di rumah. Dengan berkumpul pada tujuan yang sama di dalam rumah, maka rencana/ rancangan selama di rumah lebih mudah untuk memanifestasikannya, antara lain sholat berjamaah, makan bersama, ngobrol/ senda gurau bersama, semua kegiatan sehari-hari lebih mudah koordinasinya karena semua anggota keluarga berada di dalam rumah semua, kecuali terkadang anak-anak yang sudah beranjak remaja memang agak sulit untuk dikumpulkan karena waktunya banyak tersita untuk teman-temannya melalui whatsapp atau line atau instagram.

Hal yang kreatif dan produktif lainnya adalah keinginan untuk berbagi. Kami memberikan contoh yang baik kepada anak-anak sebagaimana yang diajarkan Rasulullah Saw, dengan mengajak anak-anak untuk berkreasi meringankan beban orang lain dengan membuat nasi kotak. Kemudian kami distribusikan ke daerah kampung sekitar melalui salah satu orang yang kita kenal dan dipercaya. Membuat bingkisan berupa beras, minyak dan super mie yang kami kirim ke komunitas tetangga dan komunitas mesjid untuk bantuan pendistribusiannya. Dan juga meminta anak-anak untuk memesan online masker yang agak susah diperoleh di toko-toko. Berbagi dengan tetap berkomunikasi dan berkoordinasi dengan komunitas tetangga dan komunitas mesjid agar niat dan perbuatan baik menjadi bola salju dan tepat pada sasarannya.

Wallahu a’lam bishowab.

Tidak ada komentar: