Senin, 23 Februari 2009

FINM7401, Finance (Course semester 2, Master of Commerce, University of Queensland)

Kuliah ini hampir sebagian besar terkait dengan hitungan. Oleh karena itu harus banyak latihan menyelesaikan contoh soal dengan berbagai variasi. Konsep finance adalah ‘time value of money’ bahwa nilai uang yang dimiliki sekarang tidak sama dengan uang yang dimiliki di waktu mendatang walau jumlahnya sama, karena adanya opportunity cost. Faktor yang mempengaruhi penghitungan adalah interest rate (r), waktu (n), tipe payment (‘annuity atau single payment’). Variasi dalam soal adalah: penggunaan ‘simple atau compound interest rate’(daily, weekly, fortnightly, monthly, quarterly, semi-annually and annually) dan perbedaan waktu antara payment dengan interest. Dalam hal ini sangat penting sekali untuk memahami penggunaan ‘effective interest rate’.
Metode evaluasi proyek: Net Present Value (NPV), penilaian proyek yang diterima bila NPV lebih besar dari nol, untuk pemilihan proyek ‘mutually exclusive’, maka pilih NPV yang paling besar. Cash flow pada ‘finance’ tidak sama dengan ‘accounting’. Pada finance, penghitungan cash flow dimana jumlah aliran uang sudah dikurangi pajak, sedangkan pada akunting ‘net income’ setelah dikurangi depresiasi dan pajak. Pada cash flow diabaikan ‘sunk costs’, yaitu aliran uang yang pasti dikeluarkan seperti (biaya market research), tetapi tetap memperhitungkan ‘opportunity costs’ (biaya sebuah mesin jika digunakan dalam proyek atau disewakan dengan orang lain).
Metode yang lain menggunakan IRR (Internal Rate of Return), dimana nilai IRR harus lebih besar dari ‘cost of capital’ atau ‘required rate of return’. Dengan perkataan lain, nilai IRR diperoleh dimana NPV sama dengan nol. Sedangkan untuk long term proyek menggunakan formula ‘perpetuity’ (biasanya lebih mudah dalam hitungannya).
Teori finance ini banyak digunakan dalam penilaian ‘short term dan long term debt’ dan ‘equity’.
Sumber pendanaan menggunakan ‘short term debt’ seperti ‘promissory notes’, ‘commercial papers’, dan ‘bill of exchange’ (biasanya menggunakan simple interest), 'trade credit' dan ’money market’ (biasanya menggunakan compound interest) . Sedangkan untuk ‘long term debt’, contohnya ‘bond’, ada istilah yang perlu dipahami: coupon payment, coupon rate, face value, market yield, dan maturity value. Jadi hutang memilik beberapa karakteristik: secured/unsecured, subordinated/unsubordinated (‘hierarchy of debt payment’ jika perusahaan pailit), marketable/non marketable, fixed or variable interest rate.
Contoh dari equity adalah saham/share yang terdiri dari ‘ordinary share’ dan ‘preference share’ (terkadang preference share disebut ‘hybrid debt dan equity’). Formula perhitungannya lebih umum menggunakan perpetuity, karena ‘indefinite life’ (‘no maturity date’) dan pembayaran ‘dividend only when declared’.
Konsep dari penempatan investasi, investor harus memahami analisis portofolio, yaitu melakukan penempatan investasi lebih dari satu aset untuk meminimalkan resiko apabila mengalami kerugian. Resiko ditandai dengan standar deviasi/variance. Selain itu, dipilih aset yang memiliki koefisien korelasi negatif, karena ‘strong portfolio effect’, terkait dengan ‘weak correlation’. Sebaliknya, ‘weak portfolio effect’, terkait dengan ‘strong correlation’. Selaras dengan itu, dipilih aset yang menghasilkan ‘expected return’ terbesar. Ketika tidak ada portofolio yang dominasi, maka tipe pemain ‘risk averse’ akan lebih cenderung memilih resiko yang terendah walau sama-sama menghasilkan ‘return’ positif. Diversifikasi portofolio ini untuk mengurangi ‘unsystematic risk’ (diversifiable risk). Dan investor berupaya untuk memilih aset-aset yang efisien (The Efficient Frontier) untuk mengurangi ‘systematic risk’ (undiversifiable risk). Tetapi kenyataannya tidak semua aset efisien, maka investor melakukan investasi pada ‘risk-free asset’ dan ‘market portfolio’ yang dikenal dengan CML (Capital Market Line) dan SML (security Market Line). Ini yang dikenal dengan istilah CAPM (Capital Asset Pricing Model). Perbedaan antara CML dan SML, CML menggunakan standar deviasi untuk mengukur resiko, sedangkan SML menggunakan beta untuk mengukur systematic risk. Jadi beta ini berfungsi mengukur seberapa besar kedekatan suatu aset dengan market portfolio. Nilai beta untuk market portfolio adalah satu, sedangkan untuk free risk sama nilai beta dan standardeviasi sama dengan nol.
Bab terakhir menerangkan bagaimana memperoleh ‘cost capital’ atau dengan istialh lain WACC (Weighted Average Cost of Capital). Asumsi penghitungan WACC ini adalah: ‘discount rate’ tergantung pada resiko proyek bukan resiko perusahaan, dan ‘cost capital’ tepat dipakai untuk proyek yang memiliki kesamaan ‘systematic risk’ dan kesamaan target perusahaan. Sumber-sumber modal yang diperhitungkan adalah ‘debentures, ordinary dan preferred shares’

1 komentar:

achmadibi mengatakan...

You want to correlate Finance course as an MMA, do you?